Selasa, 27 Juli 2010

Mix N Match Pakaian

1. Cari tahu dulu warna kulitmu.
Kalo gag yakin bisa tanya orang laen apakah kulit kamu termasuk putih, kuning, sawo matang atau gelap.

2. Buat kamu yang berkulit gelap gag harus make baju atau celana dengan warna gelap juga kok, malah warna terang kayaknya keren juga.

3. Warna pastel dan cerah cocok kok dipake sama orang dengan kulit warna apa aja, malah orang dengan kulit gelap bisa kok pake juga. Warna ini bisa bikin kamu kelihatan lebih seger dan muda.. Hehe

4. Buat kamu yang berkulit putih mungkin lebih banyak pilihan untuk warna baju. Tapi yang mesti diinget sesuai kan juga sama umur dan kondisi waktu kamu make bajunya.


5. Truz kamu jangan pake baju dengan warna senada dari ujung kepala ampe ujung kaki. Ntar dikirain rombongan ibu2 arisan (tapi kalo mau pergi arisan sih gag apa2) peace..

6. Jangan make baju yang coraknya kebanyakan. Ntar kelihatannya rame banget gitu.

7. Kalau mau mix n match dengan banyak pilihan kamu bisa make celana jins atau rok hitam sebagai bawahan. Biar kesannya ngga tabrak lari getoh.

Model-Model Pembelajaran

Berikut ini beberapa model pembelajaran yang sering digunakan di sekolah-sekolah :

Metode Role Playing

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:

Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:

1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

Langkah-langkah:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan:

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

Kekurangan:

1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Cooperative Script

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.

Kelebihan:

* Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
* Setiap siswa mendapat peran.
* Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Kekurangan:

* Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
* Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.

Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.

Kelebihan:

* Setiap siswa menjadi siap semua.
* Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
* Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan:

* Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
* Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

8.Metode Team Games Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)

Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.

Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.

Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples

9.Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.

Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.

Model Lesson Study

Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnyadisebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:

a. Perencanaan.

b. Praktek mengajar.

c. Observasi.

d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.

2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.

3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.

4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.

5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).

Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:

- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.

- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

Hal-Hal yang Bikin Wajah Gag Enak Dilihat

1. Wajah Gag Bersih
Jerawat dan komedo yang ada di wajah membuat wajah mu kelihatan kotor dan gag enak dilihat.
Cara penanganannya yaitu
a). Rajin2 yah bersihin muka minimal 2 kali sehari.
b). Facial di salon minimal sekali sebulan.
c). Perhati in pola makan kamu. Coba tes dengan berbagai jenis makanan. Nah baru deh kamu bisa tau mana aja makanan yang bikin jerawat kamu tambah gede.
d). Jangan suka mencet2 jerawat dan mengeluarkan komedo biar gag infeksi.
e). Pake pelembab secara rutin. Biar kulit n wajah kamu makin sehat n terawat.
f). Kalo mau ada kegiatan yang harus berhadapan dengan sinar matahari kudu pake sunblock ya.
g). Sediain tisu di tas kamu biar bisa ngelap keringat dimuka yang bisa nimbulin jerawat.

2. Bibir Pecah-Pecah.
Buat bibir kamu yang pecah2 coba deh pake lipbalm malam dan pagi hari. Biar bibir kamu jadi lebih lembab dan sehat.

3. Bulu Hidung.
Eits jangan salah bulu hidung yang kelayapan kemana-mana juga mengganggu pemandangan di wajah kamu lho. Makanya kalau dandan bagian sekitar hidung juga kudu diperhatiin biar penampilan kita lebih oke.

4. Tampang Cemberut.
Ini nich yang sebenernya paling mendasar. Apa kamu orangnya sensian apa nggak? Terus terang aja orang yang biasa aja lebih enak dilihat daripada orang yang cakep tapi tampangnya jutek abiz. Coba deh berfikir lebih positif dan mengerem emosi kamu. Pasti wajah kamu gag kayak benang kusut dech.

Kamis, 22 Juli 2010

Melatih Kemampuan Otak

Otak merupakan sumber dari semua aktivitas yang dilakukan manusia mulai dari makan, berlari, bergerak bahkan bernafas pun bersumber dari otak.

Namun seiring bertambahnya usia, daya ingat pun semakin menurun. Tak lantas orang dengan usia yang masih muda memiliki ingatan yang sangat baik, tidak jarang dalam umur yang masih sangat belia seseorang bisa saja memiliki daya ingat yang rendah.

Ada anggapan seseorang bahwa dia memang dilahirkan untuk tidak menjadi orang yang cerdas. Anggapan ini adalah sebuah kesalahan besar. Karena kemampuan otak akan semakin baik dengan dilatih secara terus menerus. Berikut ini akan saya jelaskan beberapa kegiatan yang dapat melatih kemampuan otak:

1. Mencari pebedaan.
Perbedaan itu didapat dengan membandingkan dua objek. Objeknya boleh manusia atau pun benda. Tujuannya yaitu dapat meningkatkan kemampuan berbahasa serta meningkatkan kreativitas.

2. Mengingat Kata.
Kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari dengan menulis beberapa kata dalam notebook, lalu kata tersebut harus diingat semuanya dan harus berurutan. Kegiatan ini dapat meningkatkan daya ingat kita.

3. Menulis dengan tangan kanan kemudian tangan kiri.
Buat beberapa paragraf tulisan dengan tangan kanan lalu bergantian dengan tangan kiri. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan otak kanan dan kiri.

4. Membuat Daftar Ulang Tahun.
Daftar yang dibuat berupa nama dan tanggal lahir. Daftar ini dapat diisi dengan nama teman dan keluarga. Kegiatan ini dapat mengetahui kemampuan diri pribadi.

5. Membuat Daftar tentang Suatu Topik.
Pilihlah sebuah topik kemudian jabarkan apa saja hal yang berhubungan dengan topik itu.
Misalnya topiknya sekolah, daftar kata yang dapat diisi adalah guru, siswa, buku dst. Kegiatan ini dapat melatih beberapa fungsi dari otak diantaranya verbal dan kreativitas otak.

Beberapa kegiatan di atas adalah sebagian kecil cara untuk melatih kemampuan otak. Selamat mencoba.

Tips Melupakan Mantan Pacar

Buat temend2 yang bernasib sama seperti aku (itu doloe hehe). Aku mo bagi tips nich gimana caranya ngelupain sang mantan pacar (kayak lagunya siapa gitu??)

Ini dia tipsnya (abrakadabra) tuing:

1. Jangan berfikir kalau yang sayang sama kamu tuh cuma dia.
Coba kamu pikir lagi, kamu punya temen kok, punya keluarga juga yang pastinya care sama kamu. Jadi ga harus sedih terus kan.

2. Jangan menghubungi do'i lagi.
Kamu jangan jatohin harga diri kamu dengan smz atau telfon dia lagi (kayak ngarep gitu). Mending duit pulsanya di tabung aja ke perut?? eh ke celengan maksudnya..

3. Buang semua barang yang pernah dia kasih.

Ga di buang ke tong sampah juga sich. Tapi di hibahkan aja ke orang lain (sahabat, temen, adek sepupu dan sejenisnya). Tujuannya biar kamu ga ke inget truz sama do'i.

4. Sibukkan diri dengan berbagai aktivitas.
Aktivitas ga cuma sekolah atau kuliah kan. Kamu juga bisa ngisi waktu dengan hobi kamu kan.

5. Buka hati buat yang laen.
Aku yakin kok masih ada orang di luar sana yang bisa dengan tulus cinta dan sayang sama kamu. Tapi kamu juga ga boleh maksa orang laen sama kayak mantan kamu, masing2 orang kan beda-beda karakternya.

6. Dekat kan diri pada Tuhan.
Setelah semuanya kamu lakuin. Hal yang paling penting adalah mendekatkan diri pada-Nya. Rajin-rajin aja ibadah biar ga ke inget dia terus.

Sekian dulu ya tipsnya. Sebenernya tipsx masih banyak sih. Tapi secara umum aja yang aku bahas disini.
Smoga bisa membantu (^_~)

Rabu, 21 Juli 2010

Teknik Penulisan Skripsi

Saya akan mencoba membantu teman- teman semua yang akan membuat tugas akhir berupa skripsi. Karena ada istilah lebih baik sakit gigi daripada harus bikin skripsi (bener gag sih tu??) mari kita lihat undang-undang penulisan skripsi.


a. Kertas dan ukuran kertas
Naskah skripsi ditulis di kertas HVS ukuran kuarto dengan ukuran 12,5 cm x 28 cm dan dengan berat 80 gram (harus diukur ma ditimbang atu-atu ne. Hehe juskid ^_^)

b. Sampul
Sampul luar menggunakan karton tebal dan dilapis plastik bening.

c. Spasi
Pengetikan skripsi memiliki jarak dua spasi antara dua baris. Khusus untuk nama bab, judul tabel dan judul gambar jaraknya satu spasi aja.

d. Batas Tepi
Batas tepi pengetikan naskah skripsi adalah tepi atas dan tepi kiri memiliki batas 4 cm dan tepi bawah dan tepi kanan memiliki batas 3 cm.

e. Alinea Baru
Pengetikan alinea baru dimulai pada ketukan keenam dari tepi kiri.

f. Bab, sub-sub dan anak sub-bab
1). Nama bab diketik dengan huruf kapital dengan jarak 4 cm dari tepi atas. Di tulis di tengah kertas di atas nama bab.
2). Sub-bab dan nomor sub-bab dimulai dari batas tepi kiri. Penomoran menggunakan huruf kapital.

3). Anak sub-bab dimulai dari batas tepi kiri. Penomoran ditulis dengan angka Arab.

g. Naskah skripsi menggunakan salah satu jenis huruf Roman atau Arial dengan ukuran 12.

Sekian dulu ya pembahasannya.
Lain kali di tambah lagi.
Semoga sukses yah.^^

Mainstreming ( Pendidikan)

1. Pengertian Mainstreaming

Disini akan dijelaskan tentang mainstreaming dalam dunia pendidikan. Pengertian mainstreaming dalam konteks pendidikan adalah praktek mendidik siswa dengan kebutuhan khusus dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kebutuhan yang mereka miliki. Ini berarti pendidikan khusus yang digabungkan dengan kelas reguler.

Akses ke kelas pendidikan khusus sangat bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus. Siswa yang memiliki kemampuan untuk belajar dengan guru pendidikan khusus, akan mengalami perbaikan selama masa sekolah.

Pengintegrasian dan inklusi juga didukung dengan menegaskan bahwa mendidik anak-anak penyandang berkebutuhan dan anak normal bersama, dapat menumbuhkan pemahaman kepada teman-teman mereka dan dapat menumbuhkan sikap toleransi antar siswa. Disamping itu, untuk mempersiapkan siswa dengan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat dimanfaatkan di dunia luar sekolah.

2. Keuntungan Mainstreaming

Manfaat mainsteraming bagi siswa berkebutuhan khusus yaitu bahwasanya mendidik anak-anak berkebutuhan khusus bersama anak normal akan mempermudah akses ke kurikulum umum untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Studi menunjukkan bahwa siswa penyandang cacat yang telah disalurkan memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Prestasi Akademik Tinggi
.
Anak yang bersekolah di sekolah dengan sistem ini memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan di Sekolah Luar Biasa.

b. Memiliki Rasa Percaya Diri Yang Tinggi
.
Hal ini dapat dilihat bahwa siswa berkebutuhan khusus menunjukkan rasa pecaya diri yang lebih tingi dan keterampilan yang lebih baik.

c. Keterampilan Sosial Lebih Baik
.
Setiap jenis praktek inklusi, termasuk mainsteaming, memungkinkan siswa berkebutuhan khusus untuk dapat mempelajari keterampilan sosial melalui pengamatan, mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka, dan menjadi bagian dari masyarakat "biasa". Mainstreaming sangat bermanfaat bagi anak autis. Dengan berinteraksi dengan yang seusia "normal" anak-anak, anak-anak dengan autisme mengalami perubahan enam kali lebih besar untuk terlibat dalam hubungan sosial di luar kelas.

Mainstreaming juga memberikan kemudahan bekomunikasi antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya. Dalam proses belajar pun siswa akan lebih peka terhadap kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.

d. Manfaat bagi Siswa Normal
.
Banyak orang yakin bahwa pendidikan siswa normal dan siswa penyandang cacat secara bersama-sama dapat menciptakan suasana pemahaman dan toleransi yang lebih baik serta mempersiapkan siswa dengan semua kemampuan untuk berfungsi di dunia luar sekolah. Siswa normal yang terlibat dalam program pendidikan inklusif fisik melaporkan peningkatan konsep diri, toleransi, nilai diri, dan pemahaman yang lebih baik dari orang lain. Siswa juga melaporkan bahwa program inklusi sangat penting karena mereka siap menghadapi dengan cacat dalam kehidupan mereka. Aspek-aspek positif yang berasal dari inklusi sering dikaitkan dengan menghubungi teori teori Kontak yang menegaskan bahwa interaksi yang sering, bermakna, dan menyenangkan antara manusia dengan perbedaan-perbedaan cenderung menghasilkan perubahan sikap.

3. Kekurangan Mainstreaming

a. Kurang Sesuai dengan Pendidikan Akademik Siswa Normal.
Salah satu kelemahan yang berpotensi serius untuk mainstreaming adalah bahwa seorang siswa mainstreaming mungkin memerlukan perhatian lebih dari guru daripada siswa normal dalam kelas umum. Waktu dan perhatian, sehingga seluruh kelas turut serta untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan kebutuhan khusus. Efeknya siswa seluruh kelas sangat bergantung pada anak berkebutuhan khusus tertentu dalam pertanyaan dan sumber daya yang tersedia untuk pendukung. Dalam banyak kasus, masalah ini dapat diatasi dengan menempatkan seorang pembantu di dalam kelas untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus, meskipun hal ini meningkatkan biaya yang berkaitan dengan mendidik anak ini.

b. Masalah Sosial
.
Dibandingkan secara keseluruhan termasuk siswa berkebutuhan khusus, mereka yang hanya disalurkan untuk kelas-kelas tertentu atau waktu tertentu mungkin terasa mencolok atau secara sosial ditolak oleh teman-teman sekelas mereka.

c. Biaya
.
Sekolah harus menyediakan layanan pendidikan khusus tetapi tidak mendapatkan sumber daya keuangan tambahan. Biaya per-siswa pendidikan khusus menjadi lebih tingi, biasanya jauh lebih tinggi daripada sekolah reguler . Biayanya bisa menacapai dua kali biaya di sekolah umum.

Sekian dulu pembahasannya.
Semoga bermanfaat... ^_^

Persamaan Dan Perbedaan Pendidikan Dan Pembelajaran

1.Perbedaan Pendidikan Dan Pembelajaran
Istilah pendidikan dan pembelajaran berasal dari kata didik(dalam bahasa Melayu) artinya atur atau tata. Alam semesta yang diciptakan tuhan berjalan atau berproses menurut aturan atau tatanan tertentu yang telah ditetapkannnya. Aturan atau tatanan disebut juga norma.di lain pihak pembelajaran( pembelajaran) lebih dititikberatkan kepada kompetensi (kemampuan untuk menguasai sesuatu). Contoh belajar membunuh, menipu, berbohong, tukang copet dan sebaginya. Sebalikny apendidikan bersifat normatif, tidak ada pendididkan mencopet.
Pendididkan memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada pembelajaran. Learning terletak di ruang lingkup pendidikan dan pembelajaran bersifat operasional.

2.Persamaan Pendidikan Dan Pembelajaran
Pendidikan dan pembelajaran berlangsung serempak. Mungkin sekali kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini lebih banyak learning daripada pendidikan. Orang banyak melakukaan perbuatan, tetapi tidak berada dalam aturan/ tatanan yang diinginkan, perbuatan yang bersifat mendidik (normatif) itulah saat ini . Pejabat tinggipun sering melakukannya dan hal ini pula orang yang berada di akar rumput. Perbuatan anak bangasa idealnya harus bersifat normatif, jika tidak bangsa yang tidak terdidik. Apalah jadinya kemampuan yang banyak tetapi tidak sesuai dengan norma yang diinginkan dan pembelajaran harus berjalan serempak.